Medan – Sebagai salah satu bentuk kejahatan berskala internasional, terorisme adalah musuh yang harus diperangi bersama. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dengan mengedepankan konsep pentahelix bekerjasama dengan menggandeng pemerintah, akademisi, pelaku usaha, media, dan masyarakat bersama-sama menangkal ancaman terorisme.
Untuk itu BNPT melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Sumatera Utara bidang perempuan dan anak menggelar seminar bertemakan perempuan top, teladan, optimis, produktif viralkan perdamaian. Acara yang digelar pada Senin (29/8) fokus mengenai pelibatan perempuan dalam penanggulangan terorisme ini, dihadiri oleh Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. beserta jajaran, Ketua FKPT Sumatera Utara Ishaq Ibrahim dan Staf Ahli Gubernur Sumatera Utara Agus Tripriyono.
Kegiatan ini diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Habib Abubakar Alatas dan diikuti oleh lebih dari 160 peserta yang didominasi oleh kaum perempuan berasal dari berbagai elemen masyarakat mulai dari unsur pemerintahan, akademisi dan pelajar hingga organisasi dan komunitas seperti organisasi keagamaan lintas agama, pemberdayaan perempuan dan pemuda.
Mengingat propaganda kelompok teror dapat menyusup dengan mudah salah satunya melalui media sosial menyebabkan tingginya keterlibatan perempuan sebagai pelaku.
Untuk itu kepala BNPT berharap perempuan terutama yang memegang peranan sebagai ibu sejatinya dapat menjadi benteng pertahanan keluarga dari bahaya terorisme karena Ibu merupakan sosok utama yang berinteraksi langsung dalam pendidikan anak.
“semua karakter-karakter ideologi terorisme ini setelah kita identifikasi, ini bukan kepribadian orang Indonesia jadi ini menyebar begitu cepat di dalam sosial media dan dijadikan contoh oleh anak-anak kita, nah dalam hal itulah kalau jika kita hari ini bersama dengan ibu-ibu membangun sebuah pemahaman kesepakatan. Nah kita sangat berharap ibu-ibu baik dalam hal pimpinan di masyarakat atau pimpinan keluarga kita jaga anak-anak kita, kita jaga generasi muda Indonesia kaum perempuan Jangan sampai karena kelompok terorisme memanfaatkan sifat feminisme dari kaum perempuan” Jelas Boy Rafli.
Agus Triyono staf ahli gubernur Sumatera Utara tekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga ketahanan keluarga. Mengingat pergerakan kelompok terorisme yang turut menyasar anak usia dini.
“Maka dari itu sangat diperlukan peran perempuan dalam keluarga untuk menguatkan ketahanan dalam keluarga dan memperkuat ketahanan di masyarakat ketahanan keluarga dapat dibangun dengan strategi komunikasi yang baik antara orangtua dan anak sebagai pondasi dan filter dalam mengasuh anak di keluarga. Selain itu juga harus menjaga dan membatasi anak dalam menggunakan HP dengan tidak atau tanpa pengawasan dari orang tua karena kemajuan teknologi dan informasi yang sangat mudah diakses yang memuat banyak kejahatan edukasi yang keliru bahkan mencuci otak sang anak” Ucapnya.
“Untuk itu marilah para orang tua pada umumnya dan para perempuan Ibu pada khususnya untuk selalu memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anak kita, jangan pernah bosan dan lengah mengawasi anak-anak karena itu bisa saja menghancurkan diri anak dan masa depannya. Aksi radikalisme dan terorisme bukanlah bentuk monopoli satu agama akan tetapi ada di setiap agama kelompok bahkan bisa saja terjadi di setiap individu manusia” Lanjut Agus mengakhiri pidatonya.
Dimulai dari lingkup keluarga hingga masyarakat secara luas dengan meningkatkan kemampuan literasi digital, kewaspadaan dini, serta penguatan wawasan kebangsaan keberadaan perempuan diharapkan dapat memperkokoh upaya pencegahan terorisme di Indonesia. (CIP)