Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Bidang Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme Bekerjasama dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri (DEMA UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam mengadakan Dialog Kebangsaan di Kampus UIN Jakarta pada Kamis (1/9).
Dalam kesempatan itu, Direktur Perlindungan BNPT Brigjen (Pol) Imam Margono mengatakan, berdasarkan penelitian IPR BNPT 2020, potensi radikalisme cenderung lebih tinggi pada perempuan, kalangan urban, Gen Z, dan milenial serta yang aktif di internet.
“Pentahapan radikalisasi dimulai dari keberadaan kelompok-kelompok kecil yang tidak terafiliasi dengan kelompok teror. Namun membangun keterikatan ideologi (ideological engagement), hingga kemudian menumbuhkan fase radikalisasi dan mengglorifikasi kegiatan-kegiatan yang menjadi katalisator bagi individu-individu untuk bergabung ke dalam kelompok teror,” ujar perwira aktif Polri Bintang Satu tersebut.
Imam juga menjelaskan bagaimana cara transfer ideologi dari kelompok-kelompok teror tersebut dengan menyebarkan doktrin radikalismenya untuk mencapai cakupan yang luas.
“Kelompok-kelompok kecil ini berperan di sisi hulu yang akhirnya bermuara pada kelompok teror di hilir. Pergerakan organisasi dilaksanakan melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah framing, mobilization dan decision making” ungkap Imam.
Di kesempatan yang sama, Ketua Bidang Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme DPP KNPI, Muhamad Adnan Rara Sina, memberikan solusi atas problematika tersebut. Salah satunya dengan aktivistpreneur, yaitu sintesis antara aktivisme dan entrepreneurship. Aktivistpreneur juga merupakan transformasi aktivisme menuju kesejahteraan rakyat termasuk di dalamnya para pemuda pelajar dan mahasiswa termasuk salah satunya untuk melawan radikalisasi beragama.
“Akar persoalan utama gerakan terorisme dan radikalisme ini adalah adalah ketidak adilan dan kemiskinan maka kami hadir dengan gerakan Aktivistpreneur ini agar pemuda termasuk mahasiwa masuk dalam golongan yang tercerahkan tadi dan kuat serta mandiri secara ekonomi. Ini salah satu misi yang kami bawa dengan sinergi bersama BNPT saat ini,” pungkasnya.
Adnan juga mengajak mahasiswa agar lebih memahami pola radikalisasi beragama dan perilaku intoleransi yang marak belakangan ini sebagai tanggung jawab bersama.(Nan)