Akhlak menjadi salah satu bagian penting dalam tata krama menjalin hubungan. Salah satunya disebut akhlak bermasyarakat. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga ketentraman terjalin dengan baik.
Menyadari hal tersebut, sekelompok mahasiswa program studi Perencanaan Lingkungan dan Kota (PWK) Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram, berinisiatif lakukan sosial pentingnya akhlak bermasyarakat tersebut.
“Kami ingin membagi apa yang kami dapatkan di kelas. Semacam penerapan nilai yang selama ini kami peroleh teorinya,” terang Haryanto selaku ketua panitia kegiatan, Minggu (25/12).
Kegiatan yang dilakukan sendiri diwujudkan dalam bentuk gotong royong. Tidak hanya sekadar sosialisasi perihal akhlak bermasyarakat.
Keputusan melaksanakan gotong royong diambil setelah melakukan survei lokasi terlebih dahulu. Mengingat gotong royong juga penting dilakukan untuk menciptakan kerja sama antar masyarakat.
“Lokasi yang kami pilih itu Musala Arrafi, Geguntur, Jempong Baru, kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Bentuk gotong royong untuk membersihkan dan merapikan Musala Arrafi, sehingga jamaah yang beribadah jadi nyaman,” ujarnya.
Usai gotong royong membersihkan musala inilah kemudian dilakukan sosialisasi terkait dengan masyarakat. Tujuannya supaya masyarakat tetap ingat akan pentingnya tetap peduli pada sesama.
“Kan penting untuk tetap peduli dengan sesama manusia, tetap menjalin hubungan baik antar warga sekitar, serta tentunya merawat tempat ibadah,” ungkap mahasiswa yang akan melaksanakan ujian akhir semester tersebut.
Selain menginisiasi gotong royong dan sosialisasi, mahasiswa PWK dari kelas A ini juga menyumbangkan alat kebersihan untuk musala dan perlengkapan pendukung lainnya.
Turut hadir pula ketua RT dan pemuda masjid yang ada di lingkungan. Bersama kedua tokoh lingkungan ini kemudian mahasiswa PWK yang mempraktikkan Mata Kuliah Akidah menjalankan kegiatannya.
“Kami melakukan diskusi dan dibagikan pengalaman soal kehidupan bermasyarakat oleh keduanya. Syukur dibersamai oleh keduanya yang sudah berpengalaman melakukan interaksi dengan masyarakat,” tambahnya.
Dukungan kegiatan sendiri didapatkan dari dosennya langsung yang mengampu Mata kuliah Akidah. Sedangkan anggaran pelaksanaan dan pembelian alat yang disumbangkan merupakan hasil dari iuran kelas. (Gon)