Mataram – Dalam rangka menyambut hari Kartini (21/4), Duta Damai NTB Mengeluarkan program terbarunya yaitu NGOPI. Ngopi ini sendiri singkatan dari NGobrol insPirasI. Program ini dibuat untuk menghasilkan beragam pikiran yang memberikan inspirasi positif dari berbagai kalangan yang akan diundang nantinya, sehingga menginspirasi para penonton untuk memiliki wawasan yang lebih luas. Tema yang di angkat pada sore hari menjelang berbuka puasa ini adalah “Inspirasi Kartini, Aspirasi Hari ini”.
Kabar baiknya, dalam menyambut hari Kartini ini, Duta damai NTB Memulai live session program barunya (NGOPI) dengan mengundang langsung founder dari Senyum Puan sekaligus Putri Indonesia NTB Intelegensia 2020 yaitu Ade Lativa Fitri. Adel adalah pendiri Senyum Puan, komunitas yang menyoroti isu-isu perempuan. terdapat 3 fokus utama yang menjadi tujuan dari komunitas ini yaitu pemberdayaan perempuan, penghubung penyintas dengan professional dan edukasi masyarakat. Senyum puan hadir sebagai komunitas yang beranggotakan anak-anak muda yang mau belajar,mengedukasi dan juga ikut terlibat dalam isu-isu perempuan yang ada di Nusa Tenggara Barat khususnya. Senyum puan memiliki program kelas yang terdiri dari kelas puan dan kelas kamis kasih. Kelas ini bertujuan untuk mengenali isu-isu perempuan kemudian untuk melatih kemampuan berfikir logis, menumbuhkan rasa empati sesama perempuan dan mengedukasi masyarakat melalui tulisan-tulisan yang rutin di posting pada laman senyum puan. Selain itu, senyum puan juga sering mengadakan bincang puan dengan mengundang ahlinya di bagian topik yang akan di bahas untuk saling sharing ilmu dan agar masyarakat bisa terbuka pikirannya untuk saling mendukung sesama perempuan.
Ngopi kali ini di pandu oleh moderator dari duta damai NTB yaitu Hikmah, Hikmah sendiri memulai diskusi dengan beberapa pertanyaan untuk kak adel, salah satunya membahas tentang feminisme dan kartini.
Feminisme menurut Adel adalah seseorang yang berjuangan untuk menjadikan posisi perempuan yang subordinatif menjadi posisi subjek yang aktif demi keberlangsungan hidupnya. Inti dari semua perjuangan itu adalah membebaskan perempuan dari belenggu, membebaskan perempuan dari subordinatif menjadi subjek aktif.
Cara kak Adel memaknai kartini, “Kartini adalah pejuang hak perempuan di bidang pendidikan, dan yang kita lihat adalah esensi dari perjuangan ini dan yang di harapkan adalah perempuan itu bisa merdeka dari kebodohan, kartini merupakan simbol kemerdekaan bagi perempuan. Kartini berjuang agar dirinya dan orang-orang disekitarnya merdeka dari kemiskinan kebodohan” Ucapannya.
“Apakah sudah setara? Kalau dibandingkan dengan dahulu kala tentu saat ini sudah lebih baik dari sebelum-sebelumnya karena akses pendidikan dan kesempatan untuk bekerja sudah di dapat. Tetapi jika dikatakan apakah setara maka untuk saat ini saya rasa kita masih membutuhkan perjuangan itu, perjuangan kita tidak bisa berhenti hanya karena kita melihat sekarang sudah jauh lebih baik dari kemarin karena masalah-masalah baru pasti akan tetap muncul di kehidupan perempuan sehingga perjuangannya tidak akan mati justru akan terus berjalan” lanjutnya.
Yang di tangkap dari perjuangan ini adalah kesetaraan akses, jadi ada pilihan untuk perempuan jika ingin mengerjakan silahkan, kalaupun tidak mau mengerjakan silahkan. Sehingga tidak ada batasan untuk perempuan harus mengerjakan ini atau perempuan tidak boleh mengerjakan ini karena memang bukan itu yang kita harapkan, akan tetapi kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang terbaik untuknya tanpa merugikan orang lain. Setelah sesi diskusi usai, moderator langsung membuka sesi tanya jawab yang di sambut antusias oleh warga live instagram duta damai NTB. Salah satu dari pertanyaan tersebut adalah nilai dari sosok Kartini yang di pahami dan mempengaruhi hidup kak adel? “Berani, Sehingga perempuan tidak dicap emosional dan tidak rasional”jawabnya. Kemudian sesi tanya jawab ditutup dengan harapan dari kak adel untuk perempuan, ia sangat berharap anak-anak muda sekarang punya kesadaran dan keinginan untuk terlibat dalam membela hak-hak dari perempuan dan berjuang untuk membebaskan perempuan dari belenggu. Satu jam Ngabuburit dengan Ngopi bareng Senyum Puan pun usai. (CIP)
Ilustrasi : Cholenesia