Sebanyak 170 milenial dari 34 Provinsi di Indonesia mengikuti Program Akademi Milenial Basmi Hoax (MBH) yang diadakan oleh Generasi Literat dan Yayasan Mulia Raya. Rangkaian Akademi MBH dimulai dengan workshop online selama tiga hari yang dibagi dalam dua gelombang (9-11 dan 16-18 Juli).
Workshop diisi oleh para mentor ahli dengan materi yang relevan seperti literasi agama dan budaya, penguatan common ground untuk perdamaian, literasi digital untuk counter hoax, berpikir kritis, team building dan manajemen organisasi, dan kemampuan praktis seperti creative writing dan storytelling untuk perdamaian. Setelah mengikuti workshop, 170 milenial akan melakukan kampanye anti hoax melalui tulisan dan cerita yang mengangkat nilai-nilai persaudaraan, gotong-royong, toleransi, dan persatuan, yang tercermin dalam kearifan lokal di 34 Provinsi Indonesia.
Tujuan besar Akademi MBH adalah menjadikan milenial se-Indonesia sebagai agen perubahan yang terdepan meng-counter hoax dengan mengampanyekan nilai-nilai kearifan lokal (persaudaraan, toleransi, gotong royong, dan persatuan).
Milastri Muzakkar (Mila), Founder Generasi Literat, menjelaskan program ini lahir dari banyaknya hoax yang beredar, khususnya sepanjang pandemi Covid.Beberapa hoax yang beredar seperti Covid adalah konspirasi, vaksin dapat membunuh, kluster Covid terbanyak disebarkan oleh pendeta, bahan makanan akan habis, serta Covid bisa menular lewat produk Cina. “Dampak dari berita hoax ini bisa fatal. Seperti, menurunkan kediplinan masyarakat terhadap prokes Covid, menyebabkan intoleransi dan kekerasan pada ras atau agama tertentu, panic buying, menyerang kesehatan mental karena membuat insecure, depresi, dan putus asa. Akibat paling besarnya, hoax berpotensi memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Lewat program ini, kita pengen mengangkat cerita baik dalam kearifan lokal setiap daerah di Indonesia untuk meng-counter dan meminimalisir penyebaran hoax di masa pandemi.” jelas Mila.
Oleh: Redaksi Generasi Literat