Generasi milenial dan internet adalah dua unsur yang sulit untuk dipisahkan. Hampir setiap anak muda yang memiliki gawai tentu menggunakkan media sosial sebagai sarana komunikasinya. Melalui teknologi yang semakin berkembang, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengajak generasi milenia untuk melawan isu radikalisme dan terorisme dengan menyuarakan pesan – pesan perdamaian yang dikemas dalam bentuk konten yang positif dan inspiratif.
Wakil Gubernur Provinsi NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd menilai isu radikalisme dan terorisme menjadi perhatian serius yang harus dilawan dengan perkembangan zaman, seperti memanfaatkan teknologi informasi melalui berbagai platform yang tersedia.
“Upaya yang penting dilakukan untuk menangkal paham radikalisme dan terorisme yaitu membangun kolaborasi antar pengguna media sosial sebagai kekuatan bersama untuk menangkal faham radikalisme dan terorisme dengan keterhubungan secara online” Tutur Umi Rohmi dalam acara Seminar Internasional dengan tema “Countering Radicaleism and Terrorism In The Digital Era : Reschaping A Global Peace Community” ,Selasa (29/09).
Menurut Perempuan Inspiratif NTB ini, Generasi milenial memiliki karakter yang cenderung suka berkolaborasi dan tumbuh dalam budaya berbagi, diskusi dan kerjasama, dan hal ini mesti dimaksimalkan. “Kalangan milenial harus didorong untuk membangun kerjasama dan kolaborasi positif untuk menyebarkan pesan – pesan perdamaian guna menangkal keberadaan paham radikalisme dan terorisme, kita suarakan melalui gadget yang kita miliki” Jelasnya.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan dan mendukung agar tidak adanya blank spot disetiap daerah. Sebanyak 1.143 wilayah administrasi pemerintahan setingkat desa yang terdiri dari 995 desa, 145 kelurahan dan 3 UPT. Sebanyak 53 desa yang masih menjadi tugas pemerintah untuk segera diatasi agar tidak menjadi blank spot.
“Diharapkan seluruh masyarakat NTB dapat mudah mendapatkan informasi dan mengetahui perkembangan dunia, dan segala informasi yang positif dan bisa mengkounter hal – hal negatif untuk kebaikan kehidupan NTB untuk Indonesia” Tuturnya.
James B. Hoesterey selaku Asisten Profesor Emory Univercity, Atlanta mengungkapkan bahwa era milenials saat ini menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan kekuatan baru untuk menangkal isu radikalisme & terorisme ini.
“Daripada sibuk mencari dan memperdebatkan pelaku radikalis & teroris, mengapa tidak menggali potensi islam sebagai model agama, kebudayaan, kenegaraan untuk meng-counter radikalis islam. Seperti mengambil kesempatan melalui E-silaturrahmi untuk membangun program diplomasi seperti pertukaran pelajar dan lain sebagainya” Ungkapnya.
Senada dengan Wagub NTB, James juga melihat bahwa perkembangan informasi teknologi semakin pesat dan semakin pesat pula tantangan masyarakat dalam dunia cyber. “E-silaturrahmi menjadi langkah penting untuk menangkal serangan cyber seperti isu radikalisme & tetorisme” Jelasnya.
Opening speech juga dari Prof. Dr. Lalu Husni, M. Hum selalu Rector Universitas Mataram, Dr. Saipul Hamdi, MA The Head of Commitee & the Director of Islamic Culture and Society. Turut hadir sebagai keynote speaker Prof. KH. Yudian Wahyudu, PhD, Prof. Dr. Irwan Abdullah, Prof. Noorhaidi Hasan, PhD., Asso. Prof. James B.Hoesterey, PhD., Brigjen TNI Dr. budi Pramono., Asso. Prof . Dr. zainal Bagir, PhD., Asso. Prof. Dr. Florian Pohl, PhD., Asso. Prof. Paul J.Carnegie, PhD. Kegiatan ini juga diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Mastaran secara daring melalui aplikasi zoom. (Sher@DDNTB)