free page hit counter

Pulau Lombok adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki alam yang indah, namun juga karateristik geografisnya rawan terjadi bencana. Rangkaian Gempa Bumi pada tahun 2018 dan berbagai Bencana Banjir hingga Kekeringan membuat masyarakat Lombok sadar betapa pentingnya upaya bersama dalam memitigasi bencana.

Belajar dari hal tersebut, Pemerintah Kecamatan Pemenang bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Konsorsium Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) serta Mitra Samya mengadakan kegiatan Musyawarah Antar Desa (MAD) yang membahas tentang Peraturan Bersama (Perma) antar Kepala Desa se-Kecamatan Pemenang tentang Kerja sama Penanggulangan Bencana Kawasan di Kecamatan Pemenang. Kegiatan tersebut berlangsung di Taman Fantasi Desa Wisata Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara (KLU), Selasa (27/9/2022).

Dalam musyawarah tersebut, seluruh Kepala Desa sepakat untuk bekerjasama memperkuat sinergitas dan peningkatan potensi Sumber Daya Manusia dalam Mitigasi Bencana. Berkaca dari Tragedi Gempa Lombok tahun 2018 lalu, Para Kades juga sepakat untuk perkuat nilai-nilai kearifan lokal yang ada, seperti Gotong Royong dan semangat Mempolong Merenten khas warga Lombok Utara.

“Kalau kita ingat di 2018, Kita di KLU ini dihadapkan situasi sulit, Gempa Bumi berskala besar, tidak ada yang tersisa, kita perlahan mulai bangkit tapi tidak lama muncul Pandemi Covid-19, ini tambah parah lagi, 3 Gili ditutup, yang kerja di Gili semua dirumahkan sementara, diperparah lagi ada Pilkada yang saat itu dikotominya keras sekali, tapi alhamdulillah kita bisa survive dari semua itu, rasa saling menjaga dan rasa bersaudara kita sebagai polong renten membuat kita tetap satu dan bertahan” ujar Asma’at, Kepala Desa Pemenang Barat.

Asma’at juga menjelaskan kala itu bagaimana kondisi masyarakat Kecamatan Pemenang yang majemuk namun tetap bisa bertahan tanpa ada diskriminasi ketika masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa. Masyarakat beragama Islam, Hindu dan Budha bahkan tamu Warga Negara Asing dengan semangat Polong Renten, saling bantu satu sama lain dalam distribusi logistik, pencarian dan penyelamatan korban, sampai rekonstruksi kembali rumah-rumah serta sarana umum seperti jembatan, sekolah, hingga rumah ibadah.

“Semangat mempolong merenten, rasa persaudaraan tanpa memandang latar belakang, rasa senasib sepenanggungan itu sudah tertanam dalam diri warga KLU sejak dulu, kearifan lokal seperti ini harus kita perkuat sebagai modal sosial kita untuk mitigasi bencana alam maupun non-alam kedepannya,” tambah Asma’at.

Musyawarah yang dihadiri Kepala Desa Pemenang Barat, Pemenang Timur, Malaka, Gili Indah, dan Menggala tersebut juga membahas tentang transformasi UPK eks PNPM-MPD menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA). Sebab Kecamatan Pemenang menjadi satu-satunya wilayah di Provinsi NTB yang memiliki perkembangan yang cukup cepat dalam membangun BUMDESMA eks PNPM.

Pembentukan BUMDesma ini mengacu pada Pasal 7 Ayat (2) Jo Pasal 73 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa selain juga sebagai tindak lanjut dari Permendes PDTT RI Nomor 15 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pembentukan Pengelola Kegiatan Dana Bergulir Masyarakat Mandiri Pedesaan Menjadi Badan Usaha Milik Desa Bersama (DMS). Hal tersebut dibahas sebagai implementasi Membangun Ketangguhan Bencana dan Pemulihan Penghidupan Pasca Pandemi Covid-19. (Nan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *