Lebih dari seabad lamanya, konflik wilayah antara Palestina dan Israel tidak kunjung usai bahkan hubungan mereka kembali bergejolak beberapa pekan terakhir setelah terjadinya bentrok polisi Israel dan pengunjuk rasa Palestina di sekitar kota suci Yerussalem. Kota ini memang menjadi titik seteru perebutan wilayah antara kaum Yahudi dan Arab.
Kedua belah pihak mempunyai klaim sejarah masing-masing atas tanah Kanaan. The promised land hanya boleh di miliki oleh mereka umat terpilih dan bangsa Yahudi paling lantang menyuarakan diri sebagai umat tersebut. Dukungan penuh dari negara-negara barat seperti Amerika, Inggris, Perancis dan Jerman menjadikan Israel semakin berani membuat peta baru atas batas wilayah negara mereka, beriiringan dengan pemukiman baru yang dibangun dengan jumlah mencapai ratusan ribu dari tepi barat hingga timur kota Yerussalem.
Sejak tahun 1920-an kaum Yahudi mulai bermigrasi ke Palestina bersamaan dengan munculnya gerakan keagamaan yang kemudian berbelok menjadi gerakan politik “ZIONISME” yang diinisiasi oleh Theodore Herzl Jurnalis Yahudi berkebangsaan Austria. Penganut Zionis di seluruh dunia kemudian meyakini bahwa mereka harus kembali ke tanah yang dijanjikan dan bersatu mendirikan negara Yahudi yang kini dikenal dengan nama Israel. Setelah merdeka di tahun 1948 Israel seolah memaksa dunia untuk mengakui eksistensinya sebagai negara berdaulat di atas darah dan air mata bangsa Palestina.
Bagaimana Indonesia memposisikan diri dalam melihat konflik Israel dan Palestina?
Sejak era presiden Soekarno Indonesia telah mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan menentang keras penjajahan Israel. Sampai hari Indonesia terus membuktikan komitmennya dengan terus melakukan upaya damai melalui jalur diplomatik internasional guna membantu rakyat Palestina terbebas dari belenggu penjajahan Israel. Di lansir dari CNN news Menteri luar negeri Retno Marsudi baru-baru telah terbang ke New York menghadiri pertemuan majelis PBB membahas konflik ini. Gencatan senjata terus diupayakan demi mengurangi jumlah korban berjatuhan.
#Narasiterbelah Perang di Sosial Media
Memanasnya konflik ini juga berlanjut di ruang maya Indonesia. Banyak netizen mengecam Israel dan membela Palestina, namun banyak pula mendukung Israel sembari menyalahkan kelompok Hamas sebagai penyulut api konflik. Komentar warganet Indonesia membanjiri media sosial. Para politisi, wakil rakyat, aktivis, akademisi hingga artis Internasional turut aktif mengunggah narasi pro dan kontra terhadap konflik panas ini dengan berbagai narasi unggahan. Mulai dari sejarah, pelanggaran hak, pencaplokan, kemanusiaan hingga himpunan sumbangan yang berjumlah miliaran.
Anyway, pro-kontra biasa dalam melihat suatu masalah yang terpenting jangan karna konflik ini kita terbelah menjadi dua kubu yang melahirkan potensi konflik baru di negeri sendiri karna damai itu Indonesia.