Indonesia adalah negara yang menjunjung nilai-nilai demokrasi yang bersumber dari dasar negara yang tak lain adalah Pancasila. Fondasi yang dikukuhkan ini, bertujuan untuk membentuk masyarakat agar menjadi seseorang yang bisa lebih menghargai pendapat dan aspirasi orang lain. Menghargai dan menghormati sesama sangat dibutuhkan dalam menghayati makna demokrasi. Karena seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah negara majemuk yang memiliki keanekaragaman yang tentu memiliki banyak perbedaan. Namun, walaupun demikian mesti disatukan untuk mempererat persatuan dan kesatuan.
Keragaman budaya dan adat istiadat menjadi ciri khas yang mesti dilestarikan dan perlu diilhami sehingga dapat diterapkan di berbagai forum seperti sebuah forum diskusi. Dengan budaya yang kita punya, yang dikenal santun dan menjunjung tinggi nilai persatuan, sangat dibutuhkan untuk dibawa dalam segala bidang termasuk ke dalam dunia politik. Pancasila tidak pernah mengekang kita untuk berpolitik, bahkan menganjurkan untuk terus berkontribusi dalam ketertiban dunia seperti yang ada pada Undang-undang Dasar 1945 dan tentunya dengan berlandaskan prinsip kesatuan, gotong royong dan musyawarah.
Berbicara mengenai kritik, sebenarnya satu hal yang wajar ada dalam suatu forum guna meluruskan suatu pembicaraan sehingga bisa lebih baik lagi nantinya. Kritik ini sendiri, sebenarnya adalah satu penawar atau pengobat dalam dunia demokrasi untuk memberikan masukan, nasihat dan aspirasi. Namun sayangnya, terkadang kritik salah diartikan disini, karena kurangnya pemahaman mengenai maknanya itu sendiri. Padahal jika dipelajari dan ditela’ah lebih mendalam tujuannya sungguh baik dan berdampak sekali dalam kehidupan. Yang menjadi pemicu kritik sangat enggan diterapkan karena faktor memperhatikan perasaan satu sama lain. Jadi, bukan berarti tidak ada keinginan untuk menasihati, namun padangan seseorang yang dikritik terkadang merasa dijatuhkan harga dirinya. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya ada satu peranan kita sebagai manusia sosial dalam meluruskan sesuatu pembicaraan. Karena itulah, jangan takut untuk melakukan kritik!
Di sisi lain, bukan dikatakan kritik jika dibangun atas dasar kebencian yang dapat berujung pada perpecah belahan. Yang ada, itu bisa dikatakan sebagai bentuk balas dendam yang dibarengi sebuah komentar yang tidak enak didengar sehingga berdampak fatal pada akhirnya. Oleh sebab itu, tak jarang kritik diartikan miring oleh sebagian orang dan salah digunakan. Lalu, kita mesti lakukan apa?
Menjadi warga negara yang berlandaskan pancasila seharusnya dapat membangun prilaku yang beradab dan bukan biadab yang dapat memicu runtuhnya ideologi negara. Mengapa harus enggan dalam menasihati satu sama lainnya? Karena dalam hakikatnya, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sudah semestinya kita saling tolong-menolong dalam kebaikan. Salahnya, tak jarang orang berpikir membawa kepada kebaikan selalu diartikan buruk akan tetapi ketahuilah, pahitnya perjalanan berbuah manis pada akhirnya. Akal yang merdeka adalah mereka yang tidak mudah menanggapi miring sebuah kritikanan. That mean, the critic is a way to make you be better than before. So, you must understand what the purpose.
Kebebasan berpendapat yang mana dilandasi pancasila sebenarnya mampu menciptakan karakter yang beradap bukan sebaliknya. Karena tujuan adanya kritik bukan untuk memutuskan tali persaudaraan. Namun, menjadi jembatan untuk saling tolong-menolong.. Jadi, mengapa harus ragu untuk mengkritik? Kritik menyelamatkanmu bukan menghujatmu. Oleh sebab itu, sebagai pengkritik sudah seharusnya mengetahui bagaimana adap mengkritik yang baik sehingga rasa tersinggung tidak mudah hadir dan peranan kritik ini tidak salah diartikan lagi sebagai komentar yang menjatuhkan namun meninggikan. Karena mengkritik bermakna menarik saudara kita ke jalan yang lebih baik dan tentunya selamat. Dengan kata lain, dikritik tidak jatuh dan dipuji tidak terbang.
Tulisan : Meldina Aulia Ananda
Ilustrasi : Lalu Ade