free page hit counter

Lombok Utara-Akhir-akhir ini beranda dipenuhi oleh notifikasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang peringatan kondisi cuaca ekstrem di penghujung tahun 2022. Bahkan prakiraan cuaca terakhir diprediksi akan ada badai. Merespons hal tersebut, Aksara Foundation dalam acara daring di platform facebook bertajuk Aksara Bicara mengulasnya dengan menggandeng Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) Santong Mulia pada Rabu (28/12/22).

Hujan melanda hampir seluruh wilayah Indonesia dan berpotensi menyebabkan banjir bandang hingga badai. Dilansir dari situs BMKG, ada beberapa penyebab cuaca ekstrem di Indonesia belakangan ini, antara lain: peningkatan aktivitas Monsun Asia yang menyebabkan tumbuhnya awan hujan secara signifikan di Indonesia bagian tengah, barat dan selatan. Analisis kedua berkaitan dengan intensifikasi seruakan dingin Asia sehingga meningkatkan kecepatan angin permukaan di berbagai wilayah Indonesia dan menyebabkan potensi awan hujan termasuk di Nusa Tenggara,  Jawa, Bali, Kalimantan dan Sumatera.

Terlihatnya beberapa aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena terbentuknya Madden Julian Oscillation (MJO) bersamaan dengan gelombang Klevi dan Rossby Ekuatorial. Kondisi tersebut mempengaruhi peningkatan curah hujan di berbagai wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur. Lombok yang terletak di Indonesia bagian tengah pun tak luput dari ancaman cuaca ekstrem tersebut.

Di sisi lain, humas BMKG melalui laman twitter @InfoHumasBMKG menyampaikan potensi hujan lebat selama akhir tahun 2022 hingga awal tahun baru 2023 yang berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia. “BMKG memprakirakan seluruh wilayah Indonesia berpotensi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat selama periode Natal dan Tahun Baru 2023”  tulis BMKG pada Selasa (27/12/2022).

Aksara Foundation merupakan wadah kegiatan social berbasis pengabdian masyarakat lintas disipliner yang bertujuan untuk memfasilitasi pemuda dari seluruh Indonesia untuk mengembangkan diri dan berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat. Pada acara Aksara Bicara, Toni Risanto selaku founder Aksara Foundation menjadi host dalam kegiatan tersebut. Bersama Riandy Hirmawan selaku ketua TSBD Santong Mulia mereka berbicara tentang  “Siap siaga ketika ada bencana di desa”.

TSBD merupakan lembaga kemasyarakatan yang memiliki fungsi strategis dalam melayani masyarakat untuk akses terhadap informasi, komunikasi, dan upaya pengurangan risiko bencana di desa. Juga untuk mengkampanyekan kesadaran, kesiapsiagaan dan kemandirian masyarakat dalam menghadapi bencana. Ketidakmampuan masyarakat untuk menyelamatkan diri karena keterbatasan pengetahuan berkontribusi terhadap besarnya jumlah korban saat terjadi bencana alam. Sehingga penanggulangan bencana harus melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif dalam seluruh fase bencana, baik dalam fase pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Masyarakat tidak lagi menjadi korban, tetapi memiliki kapasitas untuk menolong dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya.

Riandy menjelaskan pembentukan TSBD Santong Mulia diinisiasi oleh Yayasan Sheep Indonesia karena adanya potensi bencana di Desa Santong mulia seperti  tanah longsor dan kekeringan yang terjadi hampir setiap tahun dan berdampak signifikan. Program kerja yang dilaksanakan oleh TSBD Santong Mulia adalah sosialisasi ke masyarakat dengan draft kajian risiko bencana. Mereka juga  telah melakukan peningkatan kapasitas dengan cara mengikuti pelatihan pertolongan pertama dan pelatihan jurnalistik.

Menurut Riandy, mitigasi terdiri dari mitigasi struktural dan kultural. Mitigasi struktural berkaitan dengan upaya-upaya pembangunan konstruksi fisik. Sedangkan mitigasi kultural merupakan upaya  pengendalian dan pencegahan bencana berbasis kearifan local masyarakat setempat.

Riandy juga memaparkan tentang  manajemen risiko bencana yang merupakan upaya pengaturan penanggulangan pada faktor-faktor yang dapat mengurangi risiko secara terencana, terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh pada saat sebelum terjadinya bencana dengan fase-fase berikut:

  1. Prevention (pencegahan) : upaya menghilangkan atau mengurangi ancaman bencana
  2. Mitigation (pengurangan risiko) : peningkatan kesadaran masyarakat dan kemampuan menghadapi ancaman bencana
  3. Preparedness (kesiapsiagaan) : kegiatan untuk mengantisipasi bencana dengan pengorganisasian yang teapt dan berdaya guna.

Melengkapi penjelasan sebelumnya, Riandy menjelaskan tentang Sistem peringatan dini (SPD) merupakan suatu system peringatan yang terkoneksi satu sama lain untuk memberikan informasi yang terdiri dari sensor, deteksi kejadian, dan susbsistem untuk memberitahukan akan terjadinya kejadian alam, baik bencana maupun gejala alam lainnya. SPD dapat dilakukan  secara langsung dan melalui media. TSBD melakukan komunikasi secara langsung dengan menemui masyarakat. Dalam kondisi kritis, peringatan dini dikomunikasikan dalam bentuk sirine, kentongan, dan lain sebagainya. Adapun tahap SPD adalah:

  1. Waspada : dengan cara mengobservasi gejala bencana
  2. Analisis hasil observasi gejala bencana
  3. Pengambilan keputusan oleh aparat yang berwenang
  4. Penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana
  5. Pengambilan tindakan oleh masyarakat

Manajemen bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera saat terjadi bencana untuk menangani dampak yang diakibatkan  yang meliputi:

  1. Kajian cepat dan evakuasi : korban, bencana, penempatan kelompok rentan, kerugian, dan lainnya
  2. Pemenuhan kebutuhan dasar : sandang, pangan dan papan (hunian sementara)
  3. Perlindungan
  4. Pengurusan pengungsi dan
  5. Recovery : pemulihan

“Harapan dari kami selaku TSBD yaitu dapat mewujudkan warga yang tangguh akan kesiapsiagaan bencana dan tangguh pada bencana yang akan datang” beber Riandy.

“Apalagi saat ini Lombok mulai sering disambangi gempa kecil lagi, angin kencang, dan hujan lebat. Minimal tercipta kesiapsiagaan pada tingkat keluarga agar tidak menimbulkan korban. Semoga desa santong mulia bisa lebih sadar akan ancaman bencana” tambahnya.

Riandy mengatakan Desa Santong Mulia juga memiliki fasilitas Pusat Evakuasi Masyarakat (PEM) yang didanai oleh Yayasan Sheep Indonesia dengan kucuran dana mencapai 3 milyar. Salah satu ruangan tersebut merupakan sekretariat dari TSBD Santong Mulia dan terbuka bagi siapa saja yang ingin datang berkunjung.

Mengakhiri perbincangan pada segmen Aksara Bicara, Toni selaku host meminta Riandy untuk menyampaikan closing statementnya sebelum acara ditutup.

“Kenali ancaman,kurangi risiko, siap untuk selamat” tutup Riandy.

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *